SAMPIT – Salah satu calon anggota legislatif di Kabupaten Kotawaringin Timur Audy Valent mengaku terkejut tiba-tiba DPRD Kotawaringin Timur mengagendakan reses awal tahun.
Di sisi lain kata dia agenda ini dijadwalkan jelang pelaksanaan pemilihan anggota legislatif, tentu agenda ini mencurigakan.
“Ada apa kok tiba-tiba ada jadwal reses, jangan sampai ini jadi bungkus untuk kampanye,” kata pria yang berlatar belakang aktivis ini, Rabu 17 Januari 2024.
Menurutnya reses itu dilakukan ketika pembahasan akan dilakukan pembahasan anggaran, di mana reses merupakan masa di mana anggota dewan bekerja di luar gedung DPRD, untuk menjumpai konstituen di daerah pemilihannya masing-masing.
Menurutnya pelaksanaan tugas anggota dewan di daerah pilihannya adalah dalam rangka menjaring, menampung aspirasi konstituen, yang kemudian hasilnya mereka usulkan dalam program pembangunan.
“Jangan sampai reses ini hanya memberi harapan pada masyarakat awam yang tidak mengerti reses, sedangkan harapan itu masih belum pasti, dan jangan sampai reses ini dimanfaatkan jadi ajang kampanye terselubung untuk mencari dukungan, mengingat ini sudah dipenghujung tahun politik, yang cuma hitungan hari saja sudah memasuki pemilihan calon wakil rakyat,” tegasnya.
Audy meminta agenda yang menggunakan anggaran negara ini dibatalkan, bahkan jika tetap dilaksanakan dirinya akan melaporkan masalah itu tidak hanya di kepolisian dan kejaksaan saja namun juga ke Bawaslu.
“Karena semua anggota dewan ini peserta pemilu kita akan laporkan juga ini ke Bawaslu. Kami minta juga Bawaslu harus pro aktif agar memantau kegiatan reses dewan ini,” tandasnya.
Sementara itu Ketua DPD Partai Gelora Kotim, H Samsul Bahri turut mempertanyakan kegiatan reses dewan yang tiba-tiba diagendakan.
“Ada apa kok tiba-tiba ada jadwal reses, kami minta agar Bawaslu menelusurinya, karena anggota dewan ini Caleg juga, jangan gunakan anggaran negara untuk turun ke lapangan saat jelang pemilu ini,” tegasnya.
Menurutnya, besar kecurigaan agenda ini digunakan untuk jualan kepada masyarakat dengan dalih memberikan janji-janji program kepada masyarakat sehingga masyarakat dibujuk untuk memilih mereka lagi.
“Kami minta Bawaslu jangan tinggal diam, jika reses ini tetap dilakukan agar diperiksa dan awasi jangan sampai dimanfaatkan untuk kampanye,” tegasnya.
(Naco)