SUKAMARA – Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Sukamara Dwi Harsini mengatakan bahwa dalam upaya untuk mengembangkan pertanian terintegrasi pihaknya bersama Unit Pengolahan dan Pemasangan Bokar (UPPB) Limau Kuit Desa Natai Sedawak Kecamatan Sukamara berdialog bersama Penjabat Bupati Sukamara Kaspinor.
Dialog yang dilakukan di lokasi kebun karet UPPB Limau Kuit tersebut membahas apa saja kendala yang dihadapi para petani karet di Kabupaten Sukamara dan upaya untuk pertanian terintegrasi khususnya kebun karet dengan komoditas lainnya yang coba diupayakan Pemkab Sukamara.
“Di UPPB Limau Kuit ada empat kelompok dengan luasan 110 hektar dimana mereka sudah menghasilkan karet yang berkualitas dan sudah dipasarkan sampai ke Kalimantan Barat,” kata Dwi Harsini pada Kamis 16 Mei 2024.
“Pertanian terintegrasi memang menjadi program untuk mendorong agar pada lahan pertanian atau perkebunan tidak hanya satu komoditas saja yang ditanam, jadi bisa diupayakan pada kebun karet ini bisa ditanami tanam pon-pon seperti jahe, serai dan sebagainya,” sambungnya.
Dwi Harsini juga mengungkapkan bahwa perkebunan karet yang bisa menghasilkan karet berkualitas tidak hanya ada di UPPB Limau Kuit, namun juga dibeberapa tempat yang memiliki potensi besar perkebunan karet.
“Sebenarnya Sukamara sudah ada tiga UPPB yang pertanian di Limau Kuit laku di Desa Sukaraja dan Desa Cabang Barat namun belum berjalan seperti UPPB Limau Kuit,” kata Dwi Harsini.
“Harapan nanti bisa diadakan pelatihan dan pihak dari UPPB Limau Kuit akan menjadi narasumber untuk melatih kara petani karet yang lain agar bisa menghasilkan kualitas karet yang diinginkan oleh pabrik,” terangnya.
Saat ini potensi perkebunan karet di Kabupaten Sukamara masih cukup menjanjikan apabila dikelola dengan baik sehingga dengan adanya upaya integrasi dengan komoditas lain serta pengembangan lahan karet yang lainnya diharapkan bisa memaksimalkan pemanfaatan lahan untuk masyarakat yang ada diwilayah ini
“Adanya integrasi tanaman karet dengan komoditas yang lain ini tentunya diharapkan bisa memenuhi kebutuhan rumah tangga dan juga untuk kebutuhan pasar,” tukas Dwi Harsini.(enn)