KUALA PEMBUANG – Kesedihan tampak terpancar dari raut wajah warga Desa Bangkal, Kecamatan Seruyan Raya, Kabupaten Seruyan saat mereka mengantar jenazah Gijik ke peristirahatan terakhir pada Selasa 10 Oktober 2023 siang itu.
Gijik dimakamkan di pemakaman keluarga tidak jauh dari kediamannya, hanya sekitar 100 meter tepat di depan rumahnya itu, jenazahnya dalam sebuah peti mati diantar oleh ratusan warga setempat dikawal ketat pasukan Merah dari TBBR. Bahkan saat pemakaman itu tidak diizinkan seorangpun masuk baik itu dari aparat kepolisian maupun TNI.

Tampak kerabatnya tak kuasa menahan uraian air mata di hari terakhir mereka menatap wajah yang sudah terbujur kaku tersebut. Bahkan mereka tidak menduga tuntutan yang selama ini mereka perjuangkan harus ada nyawa yang dipertaruhkan.
Bahkan warga yang awalnya ngotot untuk menuntut plasma tidak lagi berharap itu. Mereka tegas mengatakan kejadian serupa jangan sampai terjadi lagi dengan tidak ada lagi perusahaan investasi itu di tempat mereka.
Sejumlah warga juga banyak bercerita soal perjuangan mereka menuntut plasma sejak 2013 silam hingga harus beberapa kali bertaruh nyawa tersebut, warga selalu dihadapkan dengan aparat saat melakukan tuntutan.
Tidak hanya di kediaman Gijik Tim berita Sampit banyak dapat informasi dari warga, tim wartawan ini juga turun ke lokasi kejadian, di situ mereka menceritakan bagaimana kejadian yang begitu singkat itu hingga ada tembakan gas air mata dan peluru tajam yang menembus tubuh Gijik hingga meninggal dunia.
Kini di lokasi itu tidak tampak lagi ada petugas kepolisian yang persenjatai, ada beberapa anggota dari TNI yang berjaga di sebuah pos di lokasi itu bersama beberapa orang satpam.
Situasi ini juga tampak berbeda saat di pintu masuk PT Hamparan Massawit Bangun Persada (HMBP) I dan II, aparat kepolisian masih tampak berjaga di lokasi tersebut.
Berikut beberapa hasil penelusuran Tim Berita Sampit saat turun langsung ke Desa Bangkal :
Ratusan Orang Antar Jenazah Gijik Korban Timah Panas Tragedi Bangkal
USAI disemayamkan beberapa hari di rumah duka, Desa Bangkal, Kecamatan Seruyan Raya, Kabupaten Seruyan. Akhirnya jenazah Gijik korban timah panas dari aparat itu dimakamkan.
Proses pemakaman Gijik, selain diantar ke peristirahatan terakhirnya oleh keluarga sendiri. Almarhum juga diantar oleh ratusan orang yang merupakan teman, pasukan TBBR Seruyan dan TBBR Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim).
Pemakaman terhadap pria berusia 35 itu dilakukan di komplek pemakaman keluarga yang berada tak jauh dari rumah duka yang beralamatkan di Jalan Antang Patahu RT 06 RW 03, Desa Bangkal.

“Hari ini jenazah almarhum Gijik telah dimakamkan, kami juga mengucapkan terimakasih kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dalam hal ini Gubernur, Danrem dan juga Kapolda Kalteng dan juga kawan-kawan TBBR yang mengawal dari awal hingga proses pemakaman hari ini. Salam dari kami pihak keluarga untuk panglima Jilah selaku pimpinan tertinggi dari pasukan TBBR,” ucap perwakilan pihak keluarga Gijik, Alexius Elister, usai pemakaman Selasa 10 Oktober 2023.
Anggota DPRD Kalteng ini juga menegaskan, pihaknya saat ini masih menuntut dan meminta kepada pihak yang berwenang dalam hal ini Polda Kalteng untuk bisa mengungkap siapa pelaku penembakan yang sebenarnya terhadap Gijik.
“Kasus ini harus terbuka secara jelas, karena ini sudah menjadi konsumsi publik umum, harus dibuka seterang benderang mungkin supaya tidak meresahkan masyarakat. Semoga kita semua diberikan kekuatan dan kesehatan,” timpalnya.
Dirinya juga berharap supaya ada keseriusan dari pemerintah pusat, provinsi dan daerah agar bisa segera merealisasikan apa yang menjadi hak-hak masyarakat. Mereka mempersilahkan pihak investor melakukan aktivitas tetapi hak-hak masyarakat jangan di abaikan.
“Karena awal muasal permasalahan ini karena memang hak-hak masyarakat belum dipenuhi oleh investor, kalau itu sudah terpenuhi tidak akan ada permasalahan seperti sampai merenggut nyawa masyarakat,” pungkasnya.(***)
Sempat Ditangkap dan Akui Hingga Trauma Berat
PITER salah seorang warga Desa Bangkal, Kecamatan Seruyan Raya, Kabupaten Seruyan mengaku sangat trauma atas kejadian yang sampai merenggut korban jiwa
Saat ditemui tim Berita Sampit dirinya menceritakan saat kejadian penembakan hingga menewaskan Gijik dirinya ketika itu ada di lokasi kejadian.
“Saya salah satu orang yang sempat ditangkap, bahkan tangan saya sudah diborgol. Namun ketika itu saya minta dilepas dengan alasan agar bisa melepas Mandau dan tas yang saya bawa,” kata Piter.
Menurut Piter, saat itulah dirinya berpura-pura memanggil rekannya agar menyerahkan diri, sehingga saat petugas lengah langsung pergi dari lokasi di mana mereka diamankan.
Ia menyebut ketika itu mereka memasang tenda di lokasi lahan di luar HGU tersebut, tidak ada aksi pemanenan atau tindakan untuk melawan petugas. Akan tetapi saat mereka sedang memasak untuk persiapan makan mereka tiba-tiba rombongan petugas Brimob mendatangi mereka.
“Saya yang saat itu memasak air untuk membuat kopi langsung pergi, ayam yang sudah dimasak tidak sempat dimakan, kami ditembak dengan gas air mata, kemudian ditembak bahkan ada perintah seperti di video itu untuk membidik kepala kami,” ucapnya.
Menurutnya tidak ada perlawanan, semua warga yang ada di lokasi ketika itu hanya pergi untuk menyelamatkan diri. Termasuk Gijik dan Taufik Nurrahman, keduanya tersungkur ketika berlari menjauh dari serbuan aparat tesebut.
“Kami memang ada bawa Mandau, Egrek itu hanya untuk kami memberikan agar ada shock therapy, bukan melakukan panen massal. Selain itu kami tidak ada membawa bom melotov atau senjata api rakitan seperti yang disebutkan itu,” tegasnya.
Melihat kejadian ini diakuinya sangat membuat mereka trauma dan tidak ada niatan lagi menuntut agar perusahaan memberikan plasma.
Mereka tidak ingin kejadian itu di kemudian hari terulang. Sehingga mereka sepakat tidak lagi menuntut plasma tapi menuntut agar izin perusahaan itu dicabut.
Sudah cukup kata dia perjuangan mereka menuntut plasma itu sejak 2013 silam, yang mana sampai saat ini tidak juga terealisasi.
Begitu juga yang diungkapkan tokoh warga setempat lainnya James Watt, dirinya turut mengamini agar tidak terulang lagi kejadian serupa agar izin perusahaan dicabut.
“Kami sangat menyayangkan mengapa ini sampai terjadi,” katanya.
Bahkan mereka melihat ini juga sampai terjadi karena lambatnya respon dari pemerintah, yang terkesan abai sejak perpecahan pertama terjadi. Pemerintah baru hadir setelah ada korban jiwa.(***)
Panik Saat Diberondong Tembakan, Sebut Peluru yang Menembus Tubuh Gijik Kini yang Bersarang di Taufik Nurrahman
SETELAH dilakukan proses autopsi terhadap korban Gijik, warga yang ada di TKP menduga bahwa peluru tajam yang dilepaskan oleh aparat masih bersarang di badan Taufik Nurrahman.
Bahkan saat dilakukan proses autopsi di ruang instalasi kamar jenazah RSUD dr Murjani diketahui peluru tajam tersebut tidak ada alias telah tembus badan korban Gijik.
Saat Tim Berita Sampit langsung ke tempat kejadian kejadian ditemani oleh warga yang juga terlihat saat peristiwa berdarah pada hari Sabtu 7 Oktober 2023 lalu, ada dugaan bahwa saat peristiwa itu satu peluru tajam yang dilepaskan oleh aparat memakan dua korban langsung.
“Kalau saya melihat itu peluru yang menembus badan almarhum Gijik merupakan peluru yang juga mengenai Taufik Nurahman, sebab saat kejadian itu saya melihat secara langsung mereka berdua (red-Gijik dan Taufik Nurahman) jatuhnya bersamaan,” ucap Gimbal sapaan akrabnya, rekan korban yang ada di TKP.
Dirinya juga menguraikan saat itu dirinya bersama salah satu warga lainnya usai polisi mulai merengsek masuk ke tenda yang telah dibangun oleh warga, sempat bersembunyi dibalik pohon sawit.
Ia juga mengungkapkan bahwa dirinya juga terlibat dalam proses evakuasi korban Gijik dan Taufik Nurahman bersama warga lainnya, sebelum dievakuasi menggunakan mobil warga.
Saat Gijik dan Taufik terjatuh jaraknya dengan kedua korban hanya beberapa meter saja, akan tetapi saat itu Gimbal bersembunyi di balik pohon sawit
“Dari jarak saya saat itu yang paling dekat Taufik itu, saya lihat dia tumbang saya lari keluar dari balik pohon sawit itu dan menarik badannya. Saat itu almarhum Gijik usai terkena tembakan itu ia sempat mengangkat tangan meminta pertolongan, saat kami angkat masuk ke dalam mobil itu Gijik masih bernafas, itu kami bawa keluar pakai mobil keluar lewat jalur sebelah sana, kan tidak mungkin kami keluar di jalur yang ada polisinya. Sebab setelah keluar ultimatum dari polisi itu kami lari menyelamatkan diri,” jelasnya.
Terungkap juga saat kejadian itu, dirinya kemungkinan besar bisa saja juga menjadi korban dalam peristiwa itu, karena ada peluru yang mengenai tubuh bagian belakangnya
“Kalau ada instruksi incar bagian kanan saya kemungkinan bisa jadi korban juga saat itu, tetapi saya jelas mendengar ada perintah agar mengincar bagian kiri, perintah itu juga terdengar dalam video rekaman warga yang tersebar di media sosial,” bebernya.
“Saya juga terkena peluru, ini ada di bagian pundak sebelah kanan. Tapi mungkin itu hanya peluru karet, akan tetapi yang mengenai saudara Gijik dan Taufik Nurahman itu peluru tajam,” timpalnya.
Piter yang ada di lokasi saat itu juga mengatakan mendengar perintah tembakan warga panik dan mencoba membuat jarak dengan warga lainnya. Tetapi mereka tetap kekeh tidak mau jauh dari tenda yang telah mereka bangun di lokasi kejadian.
“Saat ada instruksi penembakan gas air mata saya sudah mengambil diri berlindung di balik tank profil, tetapi saat mendengar suara perintah untuk mengincar kepala itu saya semakin menjauh dari lokasi bersama warga lainnya,” katanya.
Tak berselang lama sekitar delapan sampai sepuluh menit sejak gas air mata dilepaskan mereka tiba-tiba melihat dibeberapa pohon sawit sekitar mereka ada bekas peluru aktif yang dilepaskan oleh aparat kepolisian mereka semakin menjauh dari lokasi tenda.
Saat Tim Berita Sampit melakukan penelusuran secara langsung dilokasi masih ditemukan bekas peluru tajam yang dilepaskan oleh aparat.
Bahkan ada beberapa titik di pohon sawit itu bekas peluru yang sangat dalam, tidak diketahui apakah peluru itu bersarang di dalam pohon sawit atau memantul ke arah lain.
“Ada beberapa warga yang menemukan dan mengamankan selongsong peluru yang dilepaskan oleh aparat, ada beberapa biji. Memang itu peluru tajam dan bukan peluru karet,” tegas Piter.(***)
Kehadiran Perwakilan Sejumlah Orang ke Jakarta Tanpa Koordinasi dengan Warga
KEHADIRAN sejumlah perwakilan warga ke Jakarta menemui pimpinan Best Agro sebelum kejadian merenggut korban jiwa diakui tidak pernah berkoordinasi dengan warga.
“Mereka berangkat ke Jakarta tanpa koordinasi dengan kami, datang juga tidak ada hasil juga. Kami melihat sepulang mereka dari Jakarta ada yang mereka tutupi,” kata salah seorang warga Desa Bangkal, Piter.
Di sisi lain juga kata dia saat keinginan perusahaan ingin merealisasikan plasma untuk 443 kepala keluarga dan kompensasi Rp300 per bulan juga tidak jelas.
“Awalnya per bulan Rp300 ribu kemudian sempat beredar kabar berubah lagi jadi Rp 300 ribu per triwulan,” tegasnya.
Maka dari itu kata dia mereka tidak ingin masalah semacam ini terus bergulir yang mana dampak kedepannya tidak ada keberpihakan kepada warga setempat.(***)
Sejumlah Warga ternyata Mengalami Luka Tembak saat Bentrok di Desa Bangkal
SELAIN Gijik dan Taupik Rahman yang mengalami luka tembak saat bentrok warga dengan aparat di Desa Bangkal, Kecamatan Seruyan Raya, Kabupaten Seruyan ternyata masih ada tiga warga lain yang mengalami luka.
Pecahnya konflik warga dan aparat di PT HMBP pada Minggu 26 September 2023 lalu menyebabkan warga bernama Piter mengalami luka akibat tembakan di lengan kanan, Ambariyanto mengalami luka bekas peluru di kaki kiri dan lengan kanan dan Marjono di lengan kanan.
“Kami tidak tahu ini peluru apa, yang jelas ini bekas peluru. Kami terkena saat ditembaki pada 26 September lalu,” beber Marjono, Rabu 11 Oktober 2023.
Mengalami insiden hingga menewaskan warga Desa Bangkal itu membuat mereka mengaku trauma atas tindakan represif aparat kepada mereka.
Padahal saat itu kata Marjono warga beraktivitas seperti biasa di kebun, seperti memasak dan saling berdikusi antar warga dan tiba-tiba di berondong peluru hingga gas air mata kepada mereka.
Sehingga mereka bersepakat meminta personel di yang berjaga di PT HMBP untuk ditarik agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan kembali terjadi.(***)
Warga Masih Temukan Sisa Selongsong Peluru Gas Air Mata di Lokasi Kejadian
WARGA Desa Bangkal, saat membawa Tim Berita Sampit ke lokasi kejadian tanggal 7 Oktober 2023 masih menemukan sisa-sisa selongsong peluru gas air mata.
“Ini tadi saya menemukan sisa-sisa selongsong peluru gas air mata di parit,” ucap warga yang bernama Ambaryanto sembari naik dari parit, Selasa 10 Oktober 2023.
Selain Ambaryanto, beberapa orang warga lain juga terlihat menyusuri lokasi tempat kejadian peristiwa berdarah itu, tidak hanya satu sisa selongsong peluru gas air mata yang ditemukan. Tetapi ada tiga buah, bahkan salah satunya di temukan oleh salah seorang wartawan Berita Sampit.
“Ada satu lagi, tadi saya menemukan disekitar tenda itu. Tenda ini yang dibangun oleh warga sebelum terjadinya penembakan gas air mata hingga peluru tajam mulai dilepaskan,” katanya menunjukkan bentuk peluru gas air mata itu.
Salah satu warga Marjono juga menunjukkan beberapa pohon sawit bekas terkena peluru tajam dari aparat kepolisian, bukan hanya satu pohon tetapi sedikitnya ada lima pohon sawit yang ditunjukkan.
“Ini ada bekas peluru tajam, coba minta parang siapa tahu pelurunya ada dalam pohon ini,” pintanya kepada salah satu warga lainnya.
Saat awak media sampai dilokasi peristiwa pada 7 Oktober 2023 lalu itu, terlihat aparat TNI bersama beberapa orang satpam berada di lokasi. Namun tidak ditemukan adanya aparat kepolisian atau anggota Brimob saat itu.

Disekitar lokasi kejadian hingga posisi tempat tertembaknya Gijik dan Taufik Nurahman telah melintang memutari beberapa pohon sawit garis police line milik aparat. Bahkan ada beberapa titik cet warna kuning yang diduga ditandai aparat kepolisian dalam proses penyelidikan peristiwa berdarah itu.(***)
Warga Desa Bangkal : Tidak Ada Panen Massal Saat Itu
ANTI P seorang warga sekaligus perwakilan keluarga Gijik membantah adanya aksi panen massal hingga adanya kabar bahwa ada bom molotov dan senjata api rakitan yang disita dan ditudingkan Kabid Humas Polda Kalteng Kombes Pol Erlan Munaji.
“Tidak ada panen massal, tidak ada sama sekali kami jamin. Kami juga tidak ada menggunakan atau membawa molotov serta panah dan senjata api rakitan. Kami hanya membawa mandau di badan kami sebagai kearifan lokal, bukan untuk melukai,” tegas Anti.
Menurut Anti mereka saat ini menyepakati tidak menginginkan ganti rugi oleh perusahaan, namun mereka meminta kepada pemerintah provinsi hingga pusat untuk mencabut izin PT HMBP I.
“Kami tidak ingin lagi ada ganti rugi karena sudah ada warga yang tewas, kami trauma dan kami ingin izin PT HMBP di desa kami dicabut,” ungkapnya.
Seorang warga lain yang mengaku ditangkap saat kejadian mengaku saat itu ia menggunakan mobil berjualan di lokasi, namun tiba-tiba bentrokan dengan aparat pecah dan ia tiba tiba ditangkap dua anggota brimob.
“Saya tidak tahu apa-apa tiba-tiba ditangkap dua orang brimob. Ponsel saya seharga dua juta rupiah, uang tiga ratus ribu rupiah dan mandau saya di mobil diambil sampai sekarang. Kaca mobil saya sebelah kiri juga pecah,” bebernya.
Warga juga meminta Kapolri untuk mencopot Kapolda Kalteng, Kapolres Seruyan serta pihak yang memberikan perintah menembak untuk dihukum sesuai aturan yang berlaku.(***)
Lahan PT HMBP Masih Dijaga Ketat Brimob dan TNI
LAHAN PT Hamparan Masawit Bangun Persada (HMBP) pasca bentrok hingga menewaskan seorang warga Desa Bangkal, Kecamatan Seruyan Raya, Kabupaten Seruyan saat ini masih dijaga ketat personel Brimob Polda Kalteng dan TNI di pintu gerbang masuk dengan senjata lengkap.
Terpantau di lokasi puluhan personel Brimob berada di tenda dengan senjata lengkap berjaga dan sejumlah orang memakai baju petugas keamanan perusahaan masih terlihat di lokasi.
“Dari mana mas?,” tanya seorang personel berpakaian preman kepada Tim Berita Sampit saat mengambil dokumentasi di lokasi Selasa 10 Oktober 2023.

Dari pantauan juga sejumlah perwira dari Polda Kalteng juga masih berada di lokasi.
Sementara itu menurut Kabid Humas Polda Kalteng Komber Pol Erlan Munaji pada Sabtu 7 Oktober 2023 lalu pasca kejadian memang di lokasi tetap dijaga ketat anggota Brimob.
Adapun jumlahnya kurang lebih 485 personel dan nantinya akan dibantu dengan anggota dari Katingan dan brimob yang telah pulang bertugas dari Papua.
“Personel yang berjaga untuk mengamankan lokasi sebanyak 485 anggota dan nanti rencananya akan ditambah dari Katingan dan Brimob yang pulang bertugas dari Papua,” bebernya.
Disamping itu warga Desa Bangkal sebelumnya telah meminta personel Brimob Polda Kalteng untuk ditarik dari lokasi sebelum akhirnya bentrok kedua belah pihak pecah pada 7 Oktober 2023 hingga menyebabkan satu nyawa warga desa setempat melayang dan melukai sejumlah orang.(***)
Pihak Keluarga Minta Proses Hukum Oknum Penembak di Lahan PT HMBP Terbuka Jangan Ada yang Ditutupi
PIHAK keluarga Gijik yang menjadi korban dalam tragedi penembakan oleh oknum di PT Hamparan Masawit Bangun Persada (HMBP) meminta agar proses hukum yang saat ini berjalan terbuka tanpa ada yang ditutup-tutupi.

“Proses hukumnya tetap kami kawal, itu harus terbuka jangan sampai ada yang ditutup-tutupi. Kemarin juga Kapolda Kalteng Irjen Pol Nanang Avianto sudah bertemu dengan pihak keluarga menyampaikan akan segera mengungkap dan menyelesaikan kasus ini,” kata perwakilan keluarga korban Gijik, Alexius Elister, Selasa 10 Oktober 2023.
Ia juga menegaskan saat ini pihak keluarga berharap agar segala proses hukum terhadap aparat yang melakukan penembakan terbuka saja dan jangan sampai dikaburkan apa hasil dari pemeriksaan.
“Karena ini harapan masyarakat banyak se Kalimantan Tengah, bukan hanya keinginan keluarga atau masyarakat Desa Bangkal saja. Kami juga berharap segala keputusan nanti agar menjadi satu, sebab para pihak eksekutif dan legislatif di Kalteng akan segera membahas hal ini, supaya konflik ini tidak berkepanjangan,” demikiannya.(***)
Perwakilan Warga dan Pemdes Bangkal sempat Bertemu Pimpinan PT HMBP di Jakarta, Namun Tidak Buahkan Hasil
SEJUMLAH perwakilan warga dan pemerintah Desa Bangkal, Kecamatan Seruyan Raya, Kabupaten Seruyan sempat bertemu pimpinan PT HMBP di Jakarta beberapa waktu lalu, namun pertemuan itu tidak membuahkan hasil dalam tuntutan plasma 20 persen.
Menurut Pj Kades Bangkal Susila Sri Wahyuni bahwa pertemuan itu untuk meminta mediasi dan mengusulkan yang 1.175 hektare lahan dan itu tidak ada jawaban di sana.
“Kami waktu itu langsung dengan direkturnya pak Robi langsung, yang memfasilitasi kami Bapak Bupati Kotim karena koordinator Bupati se-Kalteng beliau dengan DAD Kalteng,” ungkap Sri Wahyuni
Saat itu menurut Wahyuni pihaknya belum menemukan kesepakatan bersama pihak perusahaan. Bahkan saat itu dirinya menjelaskan pihak perusahaan meminta waktu tiga hari.
“Pihak perusahaan saat itu meminta tiga hari waktunya karena harus bertemu direksi perusahaan. Waktu itu kami lupa tanggal berapa kami ke sana, sekitar lima sampai enam orang,” bebernya.
Ia berharap Pemkab Seruyan juga mendorong realisasi tuntutan warga Desa Bangkal dan langsung diplasmakan serta kompensasi nilai yang diminta masyarakat.
Terkait adanya kabar warga yang menginginkan izin perusahaan tersebut dicabut dirinya menyampaikan bahwa itu adalah ranah pemerintah.

“Itu kembali kepada pemerintah, kita tidak berani ikut campur, karena itu mekanismenya dengan pemerintahan, karena sayapun sifat saya disini hanya Pj kepala desa, dan saya bekerja dipemerintahan juga jadi kita mengikuti aturan dari pemerintahan,” pungkasnya usai menghadiri pemakaman Gijik.(***)
Kapolda Kalteng sebut Investigasi Penembakan Warga di Desa Bangkal Berjalan Transparan
KAPOLDA Kalimantan Tengah (Kalteng) Irjen Pol Drs Nanang Avianto menyebut bahwa saat ini tim investigasi masih bekerja di lapangan, ia yakin dan menjamin bahwa investigasi itu transparan dan jujur.
“Kami akan transparan dan akan menyampaikan hasil yang sebenarnya. Ini juga introspeksi kami agar tidak terulang,” ungkap Nanang di Mapolres Kotim Rabu 11 Oktober 2023.
Saat ini menurutnya tim dari Bareskrim Polri telah melakukan olah TKP, pra rekonstruksi dan kegiatan investigasi lainnya di lapangan.

“Kami akan berikan informasi setelah selesai kegiatan investigasi. Saya selaku pribadi apabila ada hal yang melukai perasaan keluarga, sekali lagi kami mohon maaf atas peristiwa yang terjadi,” tegasnya.
Ia juga menyampaikan bela sungkawa kepada keluarga korban, jenderal bintang dua itu juga menyebut tentunya hal itu tidak mereka inginkan sehingga terjadi.
“Tentunya kita harus realistis melihat permasalahan, situasi, dan kondusifitas. Mari menjaga situasi kondusif ini. Saya harapkan dalam menyelesaikan masalah harus duduk bersama,” sebutnya.
Ia mengaku yakin dan percaya warga Kalteng sangat mencintai kedamaian dan tidak ingin terjadi hal buruk agar bisa menjaga investasi dan masyarakat bisa ikut menikmati investasi.
“Kami berkomitmen menjaga kegiatan masyarakat dan kegiatan investasi serta yang berkaitan dengan kesejahteraan di Kalteng,” tegasnya
Sementara itu menurutnya investigasi itu akan memakan waktu yang cukup lama karena dilakukan dengan sangat hati-hati dan teliti. Sehingga pihaknya tidak bisa memperkirakan sampai kapan rampung investigasi tersebut.
Tim investigasi dari Rasium, Itwasum, Bareskrim, Baintel, Puspabfor, Inafis dan Ditrporam Mabes Polri dilibatkan dalam investigasi itu dan lebih dari 30 orang sejak Senin lalu.
“Belum ada temuan, masih melakukan kegiatan investigasi,” kata Kabid Humas Polda Kalteng Kombes Pol Erlan Munaji.(naco/jimmy/baim)