PELAIHARI – Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, mendorong nelayan untuk beralih memanfaatkan bahan bakar yang sebelumnya bensin ke gas.
Kepala Bidang Perikanan Tangkap DKPP Tanah Laut, Noor Irawady Kodratillah, mengatakan, menggunakan bahan bakar gas lebih hemat lima kali lipat dibandingkan dengan bensin, sehingga ini akan sangat menguntungkan bagi nelayan.
Kendati lebih murah gas, kata dia, saat ini nelayan masih belum sepenuhnya dapat berpindah dari bahan bakar bensin, dengan alasan mesin berbahan bakar gas belum stabil ketika terkena ombak besar di laut.
Mendukung konversi tersebut, kata dia, Kementerian ESDM telah memberikan bantuan mesin kapal kepada nelayan. Keunggulan mesin yang telah diserahkan sejak satu tahun lalu itu,terdapat dua alternatif bahan bakar yang dapat digunakan, yaitu bensin dan gas.
“Ini menjadi salah satu persiapan dijalankannya konversi oleh nelayan dari bahan bakar bensin ke gas,” kata Kodratillah, dikutip dari Antara, Sabtu 27 November 2021.
Dia berharap, para nelayan yang sudah mendapatkan bantuan mesin dari Kementerian ESDM tersebut bisa memanfaatkan sebaik-baiknya dan selalu dirawat sebagaimana ketentuan.
“Bantuan jangan tidak dimanfaatkan, jangan juga dijual, tolong dijaga dan dirawat, kalau pemakaian maupun perawatan benar mesin bisa awet sampai sepuluh tahun,” katanya.
Sebelumnya, DKPP memberikan servis gratis mesin kapal nelayan di Desa Telaga Langsat, Kecamatan Takisung.
Menurut Kodratillah, pihaknya telah memberikan fasilitas servis untuk para nelayan dua kali selama satu tahun tanpa dipungut biaya.
Selain melakukan servis, kata dia, pihaknya juga melakukan monitoring pemanfaatan mesin bantuan dari Kementerian ESDM.
Salah seorang nelayan di Desa Telaga Langsat, Kecamatan Takisung Mastani mengaku sangat terbantu dengan adanya monitoring dan servis mesin kapal secara gratis.
Menurut Mastani, tidak ada kerusakan pada mesin kapal milikinya, karena dia rutin mengganti oli untuk menjaga kondisi mesin.
Menurut dia, ada tiga mesin kapal yang dimilikinya, namun sejak mendapatkan mesin baru dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia, ia hanya menggunakan satu mesin.
“Alhamdulillah, hari ini ada servis gratis, sudah lama kita tunggu-tunggu, senang sekali, karena langsung dilihat kondisi mesin kita yang ada, daripada harus servis sendiri,” katanya.
(Antara/BS-65)