JAKARTA – Kebijakan normal baru diprediksi bakal membuat semakin menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Hal ini diungkap Anggota Komisi VI DPR RI, Drs Muhtarudin saat dikonfirmasi beritasampit.co.id melalui telepon selulernya, Jumat 12 Juni 2020.
“Saya menyambut baik kebijakan normal baru yang dipastikan juga bakal disambut pasar secara positif sehingga diprediksi mampu menggerakkan kembali roda-roda perekonomian dari kondisi sebelum pandemi Covid-19,” kata Mukhtarudin.
Bahkan, sinyalemen positif ini imbasnya diprediksi akan ditandai dengan menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. “Yah harapan saya itu, nilai tukar akan berpotensi semakin menguat hingga saat ini berada di kisaran Rp13.885 – Rp14.080 per dolar AS, dari sebelumnya yang sempat mencapai Rp 16.741 per dollar AS di bulan April akibat pandemi Covid-19,” ungkap Mukhtarudin.
Menurut politisi partai Golkar asal Kota Pangkalan Bun Kabupaten Kotawaringin Barat Kalteng ini, kalau mata uang rupiah semakin menguat maka akan menjadi salah satu indikator optimize dana asing dalam melihat prospek ekonomi Indonesia kedepannya.
“Kita lihat selama seminggu terakhir data Bursa Efek Indonesia (BEI) telah menunjukan bahwa dana asing yang masuk ke pasar saham cukup banyak mencapai Rp 3,1 triliun. Selain itu, kebijakan new normal juga menjadi peredam penurunan indeks IHSG selama dua bulan terakhir,” terangnya.
Yang jelas, lanjut Mukhtarudin investor akan merespon positif terhadap pemerintah yang melakukan pelonggaran PSBB dengan penerapan new normal, sehingga nilai rupiah semakin naik di pasar saham.
“Hal ini tentunya kepercayaan pasar mulai timbul dan investor mulai berani melakukan pembelian seiring dibukanya aktivitas ekonomi di sejumlah negara, yang memberikan sinyal positif di terhadap pasar modal,” pungkas Mukhtarudin. (Man/beritasampit.co.id).