SAMPIT – Kesenjangan antara kecamatan yang ada di Kota Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) sangat terlihat jelas. Buktinya, terutama mengenai pemadaman listrik khususnya di Kecamatan Pulau Hanaut. Ada 14 desa sejak 9 hingga 13 Januari 2020 terjadi pemadaman listrik.
“Sudah lima hari kami menikmati gelap gulita ketika malam karena listrik padam,” ujar Syarkawi warga Desa Bapinang Hilir Laut kepada wartawan beritasampit.co.id, Senin 13 Januari 2020.
Meskipun ada beberapa warga menggunakan generator set (genset) untuk penerangan, katanya, namun tetap terbatas karena tidak mungkin bisa digunakan hingga dini hari.
“Uang operasional kami tentunya akan membengkak karena setiap hari wajib beli solar untuk menghidupkan genset,” keluhnya.
Senada diungkapkan Didi. Pria berprofesi sebagai tukang ini juga mengeluhkan karena kerjaannya tidak tuntas sesuai tanggal yang telah ditetapkan. Alasannya, alat tukang yang digunakan tidak bisa difungsikan karena harus menggunakan aliran listrik PLN.
“Sudah saya coba menggunakan genset tapi tidak kuat aliran listriknya, ini sudah jelas menghambat pekerjaan kami selaku tukang yang selalu bekerja menggunakan alat,” ucapnya.
Disamping itu, Didi juga mengungkapkan bahwa di Kecamatan Pulau Hanaut sepertinya sudah menjadi langganan pemadaman listrik hampir setiap bulan.
“Awal tahun ini seperti kado pahit bagi kami warga desa karena pemadaman listrik cukup lama, kami berharap jangan tebang pilih antara kecamatan diperkotaan dan dipedalaman,” pungkasnya.
(ifin/beritasampit.co.id)